LAPORAN
PENDAHULUAN
DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DAN
ASUHAN KEPERAWATAN
“ VERTIGO ”
M.
KHOLIS MAULIDI
038/038.076
SMK
KESEHATAN NUSANTARA PAMEKASAN
2013-2014
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan di tanda tangani lembar
pengesahan ini membuktikan bahwa saya “M. Kholis Maulidi” siswa SMK KESEHATAN
NUSANTARA PAMEKASAN.
Telah melaksanakan praktek klinik keperawatan mulai tanggal 03 september 2013 – 03 oktober 2013 di Puskesmas Pademawu.
Telah melaksanakan praktek klinik keperawatan mulai tanggal 03 september 2013 – 03 oktober 2013 di Puskesmas Pademawu.
Yang telah
disahkan pada:
Hari / tanggal :
Oleh :
Pembimbing
Puskesmas
Dr. JENI NOVITA
ANGGRAINI
|
Pembimbing
Sekolah
DEWI
RASILIAN.S.Kep.Ns
|
Kepala Puskesmas
dr.H. ACHMAD
MUZZAMIL
NIP.19690828 200212 1 007 |
Siswa
M. KHOLIS MAULIDI
038/038.076 |
DAFTAR
ISI
Halaman
Pengesahan ................................................................................................................................ ....
Daftar
Isi ....................................................................................................................................................... ....
Kata
Pengantar ............................................................................................................................................ ....
BAB I LAPORAN
PENDAHULUAN
A. Pengertian...................................................................................................................... ....
B. Penyebab....................................................................................................................... ....
C. Tnda dan Gejala.......................................................................................................... ....
D. Patofisiologi................................................................................................................... ....
E. Pencegahan ................................................................................................................. ....
F. Penatalaksanaan ....................................................................................................... ....
G. Komlikasi ..................................................................................................................... ....
BAB II ASUHAN
KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
A. Aktifitas/istirahat................................................................................................. ....
B. Sirkulasi.................................................................................................................. ....
C. Integritas ego......................................................................................................... ....
D. Makanan dan cairan
.......................................................................................
E. Neurosensoris
.................................................................................................
F. Nyeri/kenyamanan
.........................................................................................
G. Keamanan
......................................................................................................
H. Interaksi sosial
...............................................................................................
I.
Penyuluhan/pembelajaran
.............................................................................
II.
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
KATA
PENGANTAR
Terima
kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat, rahmat, serta
hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Terimakasih juga kepada Puskesmas
Pademawu yang telah bersedia menerima penulis sebagai siswa Praktek. Terima
kasih kepada guru-guru program studi keperawatan dan karyawan Puskesmas
Pademawu.
Dengan
mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
hasil pelaksanaan praktek keperawatan. Praktek ini bertujuan untuk memenuhi
kewajiban pelaksanaan kurikulum, mengenalkan siswa dengan dunia kerja sesuai
dengan kompetensinya, dan melatih ketrampilan sesuai tuntutan kompetensi.
Laporan
ini berisi tentang laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan secara umun
tentang penyakit vertigo. Penyusunan laporan praktek keperawatan adalah salah
satu syarat untuk kenaikan kelas dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa saya
telah melaksanakan dan menyelesaikan praktek keperawatan di Puskesmas Pademawu
dan semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Semoga
laporan praktek keperawatan ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya.
Pamekasan,
03 oktober 2013
Penulis
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
VERTIGO
VERTIGO
A.
PENGETIAN
Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan
keseimbangan dalam telinga bagian dalam
sehingga menyebabkan penderita merasa pusing disertai dengan keadaan
disekililingnya ikut berputar atau melayang dan membuat penderita tidak bisa
bangun karena perasaan berputar tadi. Perkatan vertigo berasal dari bahasa
yunani yaitu VERTERE yang artinya berputar. Sedangkan pengertian vertigo sendiri adalah sensasi
gerakan berputar dari tubuh dan lingkungan sekitarnya yang disertai gejala
lainnya seperti mual dan muntah serta suhu tubuh menjadi dingin disertai
keluarnya banyak keringat. Hal itu terjadi karena adanya gangguan keseimbangan
tubuh
Vertigo
sering juga disebut dengan pusing perputar adalah kondisi dimana seseorang
merasa pusing disertai rasa berputar dan lingkungan disekelilingnya juga
dirasakan berputar meskipun tubuh seseorang itu tidak bergerak sama
sekali.
B. PENYEBAB
Penyebab vertigosendiri berkaitan dengan sistim
syaraf, tetapi bisa juga berasal dari THT, asam lambung, jantung serta gangguan
pada mata. Disamping itu kondisi
kejiwaan seseorang juga menjadi salah satu penyebab dari adanya
penyakit vertigo. Tidak semua pusing adalah vertigo, oleh sebab itu jika
terjadi pusing ringan atau berat segera periksa ke dokter untuk mengetahui apa
itu pusing biasa atau gejala vertigo.
C.
TANDA DAN
GEJALA
Penderita merasa
seolah-olah dirinya bergerak atau berputar, atau penderita merasakan
seolah-olah benda di sekitarnya bergerak atau berputar.
·
Memiliki kusulitan menyeimbangkan
tubuh
·
Mengalami kesulitan berbicara
·
Mengalami sensasi sekeliling
·
Merasa berputar terus menerus
·
Mual
·
Muntah-muntah
·
Penglihatan kabur
·
Pergerakan matayangtidak normal
·
Pusing
D.
PATOFISIOLOGIS
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen
yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang
berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan
nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya
E.
PENCEGAHAN
Supaya tidak terganggu dengan
kedatangan vertigo, penderita bisa menghindari dengan beberapa cara tertentu.
Misalnya, cobalah tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi. Lalu ketika
bangun dari tempat tidur, janganlah membuat gerakan yang mengejutkan. Ada
baiknya, bangun tidur secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum
berdiri.
Anda juga harus hati-hati saat menggerakkan
leher dalam posisi mendongak. Jadi, jika mengambil suatu barang atau benda dari
ketinggian, hindarilah posisi mendongakkan kepala.
Selain menjaga gerak, pola hidup sehat tentu
jadi syarat utama biar terhindar dari vertigo. Jika vertigo merupakan gejala
penyakit serius, maka menghindari biang penyebab penyakit itu menjadi kunci
biar tidak terkena vertigo.
Makan berlebihan juga dituding menjadi salah
satu penyebab munculnya berbagai penyakit. Dengan makan berlebihan, maka
makanan yang ada hanya tertimbun dalam tubuh sehingga tidak keluar melalui
energi.
“Hindari makan karbohidrat terlalu banyak,”
saran Suhanto Kasmali, Dokter Umum dari Rumah Sakit Mediros, Jakarta Timur.
Penimbunan energi ini yang dapat menyebabkan kolesterol tinggi atau tingginya
gula darah.
Selain menjaga asupan karbohidrat, pola hidup
sehat dengan mengurangi makanan dan minuman mengandung alkohol, kafein, dan
juga makanan berminyak wajib hukumnya karena bisa menjaga tubuh tetap sehat.
Alergi juga bisa menjadi salah satu pemicu
vertigo. Alergi dapat menyebabkan terkumpulnya cairan dalam telinga dalam dan
gejalanya mirip dengan sindrom meniere alias kerusakan telinga bagian dalam
yang berakibat pada pendengaran dan keseimbangan. Maka, menghindari makanan
yang dapat merangsang alergi menjadi salah satu cara terhindar dari serangan
vertigo.
Jadi sebaiknya Anda tidak berlebihan
mengonsumsi makanan yang merangsang alergi seperti seafood, bila tak ingin
vertigo menyerang.
F.
PENATALAKSANAAN
Langkah-langkah untuk meringankan gejala
vertigo:
- Tarik
napas dalam-dalam dan pejamkan mata
- Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi
- Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan
- Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur
- Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
- Gerakkan kepala secara hati-hati
- Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi
- Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan
- Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur
- Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
- Gerakkan kepala secara hati-hati
G.
KOMPLIKASI
Komplikasi penyakit
vertigo ini biasanya adalah :
·
Meniere
·
Trauma
Telinga
·
Labirimitis
·
Epidemio
atau akibat otitis media kronika.
Vertigo juga
dapat disebabkan karena penyakit pada saraf akustikus serebelum atau sistem
kardiovaskuler.
BAB
II
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
1. Aktivitas
/ Istirahat
·
Letih, lemah, malaise
·
Keterbatasan gerak
·
Ketegangan mata, kesulitan membaca
·
Insomnia, bangun pada pagi hari
dengan disertai nyeri kepala
·
Sakit kepala yang hebat saat
perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
2. Sirkulasi
·
Riwayat hypertensi
·
Denyutan vaskuler, misal daerah
temporal
·
Pucat, wajah tampak kemerahan.
·
3. Integritas
Ego
·
Faktor-faktor stress
emosional/lingkungan
tertentu·
·
Perubahan ketidakmampuan,
keputusasaan, ketidakberdayaan depresi.
·
Kekhawatiran, ansietas, peka
rangsangan selama sakit kepala
·
Mekanisme refresif/dekensif (sakit
kepala kronik).
4. Makanan
dan cairan
·
Makanan yang tinggi vasorektiknya
misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak,
jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
·
Mual/muntah, anoreksia (selama
nyeri)
·
Penurunan berat badan
5. Neurosensoris
·
Pening, disorientasi (selama sakit
kepala)
·
Riwayat kejang, cedera kepala yang
baru terjadi, trauma, stroke.
·
Aura ; fasialis, olfaktorius,
tinitus.
·
Perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis.
·
Parastesia, kelemahan
progresif/paralysis satu sisi tempore
·
Perubahan pada pola bicara/pola
piker
·
Mudah terangsang, peka terhadap
stimulus.
·
Penurunan refleks tendon dalam
·
Papiledema.
6. Nyeri/
kenyamanan
·
Karakteristik nyeri tergantung pada
jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak,
pascatrauma, sinusitis.
·
Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah
wajah.
·
Fokus menyempit
·
Fokus pada diri sendiri
·
Respon emosional / perilaku tak
terarah seperti menangis, gelisah.
·
Otot-otot daerah leher juga
menegang, frigiditas vokal.
7. Keamanan
·
Riwayat alergi atau reaksi alergi
·
Demam (sakit kepala)
·
Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
·
Drainase nasal purulent (sakit
kepala pada gangguan sinus).
8. Interaksi
social
Perubahan
dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
9. Penyuluhan
/ pembelajaran
·
Riwayat hypertensi, migrain, stroke,
penyakit pada keluarga
·
Penggunaan alcohol/obat lain
termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause.
B. DIAGNOSE
KEPERAWATAN
1. Nyeri
(akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan
syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri
yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur,
gelisah.
Tujuan :
Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria
Hasil :
·
Klien mengungkapkan rasa nyeri
berkurang
·
Tanda-tanda vital normal
·
Pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi
·
Pantau tanda-tanda vital,
intensitas/skala nyeri
Rasional :
Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
·
Anjurkan klien istirahat ditempat
tidur.
Rasional :
istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.
·
Atur posisi pasien senyaman mungkin
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.
·
Ajarkan teknik relaksasi dan napas
dalam
Rasional :
relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.
·
Kolaborasi untuk pemberian
analgetik.
Rasional :
analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.
2.Koping
individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode
koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
Tujuan :
koping individu menjadi lebih adekuat
Kriteria
Hasil :
·
Mengidentifikasi prilaku yang tidak
efektif
·
Mengungkapkan kesadaran tentang
kemampuan koping yang di miliki.
·
Mengkaji situasi saat ini yang
akurat
·
Menunjukkan perubahan gaya hidup
yang diperlukan atau situasi yang tepat.
Intervensi
·
Kaji kapasitas fisiologis yang
bersifat umum
Rasional :
Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan
memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.
·
Sarankan klien untuk mengekspresikan
perasaannya.
Rasional :
klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan
menjadi lebih tenang.
·
Berikan informasi mengenai penyebab
sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan
Rasional :
agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan
klien harapan dan semangat untuk pulih.
·
Dekati pasien dengan ramah dan penuh
perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan.
Rasional :
membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.
3.Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang
mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti
instruksi.
Tujuan :
pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.
Kriteria
Hasil :
·
Melakukan prosedur yang diperlukan
dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan.
·
Memulai perubahan gaya hidup yang
diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi
·
Kaji tingkat pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakitnya.
Rasional :
megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakitnya.
·
Berikan penjelasan pada klien
tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional :
dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan
merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
·
Diskusikan penyebab individual dari
sakit kepala bila diketahui.
Rasional :
untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang
penyakitnya.
·
Minta klien dan keluarga mengulangi
kembali tentang materi yang telah diberikan.
Rasional :
mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan
dari tindakan yang dilakukan.
·
Diskusikan mengenai pentingnya
posisi atau letak tubuh yang normal
Rasional :
agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik.
·
Anjurkan pasien untuk selalu
memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan.
Rasional :
dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit
kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada
saat serangan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Doenges, M.E.
(2000). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
·
Price, S.A.,
& Wilson, L.M. (2006). Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit.Vol.2. Jakarta: EGC.
·
Sherwood, L. (2001).
Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, Ed: 2. Jakarta: EGC
·
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku
ajar keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth, vol:3. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar